Tugas 1 Antropologi
1. 5 Definisi Antropologi
Jawaban :1. Berdasarkan etimologinya
Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang berarti manusia dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia
2. Tulian DarwinThe origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
3. Menurut orang awam
Membicarakan Antropologi hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang Antropologi
4. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
5. Prof. Dr. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
http://ifzanul.blogspot.co.id/2009/12/definisi-antropologi-menurut-para-ahli.html
2. 2 Biografi Ahli dibidang Antropologi
1. Prof. Dr. Koentjaraningrat
Prof. Dr. Koentjaraningrat, panggilan akrabnya, seorang ilmuwan
yang berjasa meletakkan dasar-dasar perkembangan ilmu antropologi di Indonesia.
Sehingga ia diberi kehormatan sebagai Bapak Antropologi Indonesia. Hampir
sepanjang hidupnya disumbangkan untuk pengembangan ilmu antropologi, pendidikan
antropologi, dan apsek-aspek kehidupan yang berkaitan dengan kebudayaan dan
kesukubangsaan di Indonesia. Prof Dr
Koentjaraningrat tertarik bidang ilmu antropologi
sejak menjadi asisten Prof GJ Held, guru besar antropologi
di Universitas Indonesia, yang mengadakan penelitian lapangan di Sumbawa.
Sarjana Sastra Bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia 1952, ini meraih
gelar MA antropologi
dari Yale University, AS, 1956 dan Doktor antropologi dari Universitas
Indonesia, 1958.
Pak Koen
merintis berdirinya sebelas jurusan antropologi di berbagai universitas di
Indonesia. Ilmuwan yang mahir berbahasa Belanda dan Inggris ini juga tekun
menulis. Beberapa karya tulisnya telah menjadi rujukan bagi dosen dan mahasiswa
di Indonesia. Ia banyak menulis mengenai perkembangan antropologi Indonesia.
Sejak tahun 1957 hingga 1999, ia telah menghasilkan puluhan buku serta ratusan
artikel.
Melalui tulisannya, ia mengajarkan pentingnya mengenal masyarakat dan budaya bangsa sendiri. Buah-buah pikirannya yang terangkum dalam buku kerap dijadikan acuan penelitian mengenai kondisi sosial, budaya, dan masyarakat Indonesia, baik oleh para ilmuwan Indonesia maupun asing.Salah satu bukunya yang menjadi pusat pembelajaran para mahasiswanya adalah Koentjaraningrat dan Antropologi Indonesia, yang diterbitkan pada tahun 1963. Dalam buku itu, diceritakan kegiatan Prof Dr Koentjaraningrat dalam menimba ilmu. Juga di dalamnya, dia menjadi tokoh pusat dalam perkembangan antropologi.Selain itu, bukunya Pengantar Antropologi yang diterbitkan pada tahun 1996 telah menjadi buku pegangan para mahasiswa di berbagai universitas dan berbagai jurusan yang ada di Indonesia.Buku lainnya yang pernah diterbitkannya adalah hasil penelitian lapangan ke berbagai wilayah di Indonesia seperti Minangkabau, daerah Batak hingga pelosok Irian Jaya. Buku itu berjudul Keseragaman Aneka Warna Masyarakat Irian Barat (1970), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (1971), Petani Buah-buahan di Selatan Jakarta (1973), Masyarakat Desa di Indoensia (1984), Kebudayaan Jawa (1984), Masyarakat Terasing di Indonesia (1993), dan sebagainya.Selain itu, ia juga pernah mengadakan penelitian di negara lain seperti Belanda dan Belgia.
Kepribadiannya
yang khas, meninggalkan kesan tersendiri dalam ingatan para mahasiswanya. Kesan
dan pandangan para mahasiswa, kerabat, sahabat dan koleganya, sepertinya dapat
mengungkapkan jati diri seorang tokoh dalam berbagai aspek kehidupannya di
kelas, di rumah, dan di dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
mulanya ia pernah ditugaskan untuk mengembangkan pendidikan dan penelitian
dalam antropologi. Dia menyiapkan dan menyediakan bahan untuk pengajaran. Dalam
rangka pemenuhan tugas-tugas itu, ia tidak hanya produktif menulis buku-buku
acuan pendidikan antropologi, melainkan dia juga menulis buku-buku dan artikel
ilmiah lainnya berkenaan dengan kebudayaan, suku bangsa, dan pembangunan
nasional di Indonesia.
Profesor
bernama lengkap Koentjoroningrat ini dilahirkan di
Yogyakarta,
15 Juni 1923, sebagai anak tunggal. Ayahnya, RM Emawan Brotokoesoemo, adalah
seorang pamong praja di lingkungan Pakualaman. Sementara ibunya, RA Pratisi
Tirtotenojo, sering diundang sebagai penerjemah bahasa Belanda oleh keluarga
Sri Paku Alam. Walaupun anak tunggal, didikan ala Belanda yang diterapkan
ibunya membuatnya menjadi pribadi yang disiplin dan mandiri sejak kecil.
Pada usia
delapan tahun, ia mulai bersekolah di Europeesche School. Pada masa-masa itu,
ia sering menghabiskan waktu bermain di lingkungan keraton. Kedekatannya dengan
lingkup keraton yang kental dengan seni dan kebudayaan Jawa, sedikit banyak
memengaruhi pembentukan kepribadiannya sebagai antropologi di kemudian hari.
Selepas
dari Europeesche School, remaja yang juga punya bakat melukis ini meneruskan
sekolah ke AMS dan mulai mempelajari seni tari di Tejakesuman. Bersama dua
sahabatnya, yaitu Koesnadi (fotografer) dan
Rosihan
Anwar (tokoh pers), Koentjaraningrat rajin menyambangi rumah seorang dokter
keturunan Tionghoa untuk membaca, di antaranya disertasi tentang antropologi
milik para pakar kenamaan.
Kemudian,
ia pun meraih gelar sarjana sastra bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia,
pada 1952. Selanjutnya, pada tahun 1956, ia mendapat gelar MA dalam antropologi
dari Yale University, AS. Kemudian meraih gelar doktor antropologi dari
Universitas Indonesia, 1958.
Karier
yang pernah dijabatnya yakni menjadi Guru Besar Antropologi pada Universitas
Indonesia. Kemudian menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Universitas Gadjah Mada,
dan juga Guru Besar di Akademi Hukum Militer di Perguruan Tinggi Ilmu Ke
polisian.
Begawan
antropologi Indonesia ini juga pernah diundang sebagai guru besar tamu di
Universitas Utrecht, Belanda, Universitas Columbia, Universitas Illinois,
Universitas Ohio, Universitas Wisconsin, Universitas Malaya, Ecole des Hautes,
Etudes en Sciences Sociales di Paris dan Center for South East dan Asian
Studies di Kyoto.
Berbagai
penghargaan telah dianugerahkan padanya atas pengabdiannya dalam pengembangan
ilmu antropologi. Di antaranya, penghargaan ilmiah gelar doctor honoris causa
dari Universitas Utrecht, 1976 dan Fukuoka Asian Cultural Price pada tahun
1995. Pak Koen juga mendapat penghargaan Satyalencana Dwidja Sistha dari
Menhankam RI (1968 dan 1981).
Tutup Usia
Antropolog
pertama Indonesia ini meninggal dunia dalam usia 75 tahun, Selasa 23 Maret 1999
sekitar pukul 16.25, di RS Kramat 128, Jakarta Pusat. Dia telah terkena stroke
sejak 1989. Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Rabu 24 Maret 1999 sekitar pukul
13.00.
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/1506-bapak-antropologi-indonesia
2. William. A Haviland
-
William. A Haviland, seorang Proffesor di University of Vermont yang berkewarganegaraan Amerika Serikat ini adalah sosok yang dikenal sebagai tokoh Antropologi dunia. Pemegang gelar Ph.D di bidang Antropologi dari University of Pennsylvania ini telah melakukan penelitian asli dalam arkeologi di Guatemala dan Vermont, Etnografi di Maine dan Vermont, dan Antropologi Fisik di Guatemala. Bahkan karyanyaini telah menjadi dasar dari berbagai publikasi di berbagai buku dan jurnaal nasional maupun internasional yang ditujukan untuk masyarakat umum. Beliau telah menuliskan berbagai macam buku bersama rekan-rekannya.Selain itu dia juga menjabat sebagai konsultan untuk memenangkan penghargaan Telecourse, wajah kebudayaan, dan co-editor dari seri tikal laporan yang diterbitkan oleh University of Pensylvania Museum Arkeologi dan Antropologi. Dia juga menjabat sebagai saksi ahli untuk Missisquoi Abenakis Vermont dalam kasus pengadilan penting atas hak penangkapan ikan asliBerbagai penghargaan telah ia terima, termasuk Univesitas Scholar oleh Graduate School of University Of Vermont pada tahun 1990, Sertifikat penghargaan dari Sovereign Republik Abenaki Nation of Missisquoi, Santo Fransiskus/Sokoki Band pada tahun 1996, dan Lifetine Archievement dari Pusat Penelitian Vermont pada tahun 2006. Setelah pensiun mengajar, ia tetap aktif meneliti dan menulis buku.
Komentar
Posting Komentar