MENGIDENTIFIKASI BAKAT DAN KREATIVITAS SESEORANG






CARA MENGIDENTIFIKASI BAKAT DAN KREATIVITAS SESEORANG
lima alasan tampak paling penting yaitu :

1. Pengayaan

Tujuan utama tes kreativitas adalah untuk mengidentifikasi potensi bakat dan kreativitas anak. Secara historis, keterbakatan diartikan sebagai mempunyai inteligensi/ IQ yang tinggi, dan inteligensi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasikan anak berbakat intelektual.

2. Remediasi (Perbaikan)

Alasan untuk melakukan pengukuran (assessment) adalah untuk mengenali mereka yang kemampuan kreatifnya sangat rendah.


3. Bimbingan kejujuran

Untuk membantu seseorang untuk memilih jurusan pendidikan dan karier masih trahap awal. Informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam menyarankan untuk mengikuti sesuatu hal yang menuntut kemampuan kreatif.

4. Evaluasi Pendidikan

Pendidik sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah sekolah akan menggunakan program pengembangan kreativitas. Dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Sesungguhnya faktor-faktor lainlah bertanggung jawab untuk menurunnya rata-rata prestasi siswa. Kurangnya evaluasi hasil pendidikan menyulitkan untuk menentukan apakah programnya efektif. Diperlukan evaluasi pendidikan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

5. Pola Perkembangan Kreativitas

Pakar psikologi tertarik untuk mengetahui pola perkembangan kreativitas karena dua alasan: pertama, mereka ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan dan penurunan kreativitas pada macam-macam tipe orang; dan kedua, mereka ingin mengetahui apakah ada masa puncak kala mana kreativitas sebaiknya dilatih.

6. Tujuan Penggunaan Tes Kreativitas

Untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif, untuk tujuan penelitian, dan untuk tujuan konseling.

a. Identifikasi Anak Berbakat Kreatif

Tes kreativitas sering digunakan untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif untuk program anak berbakat intelektual. Kebanyakan program anak berbakat berasaskan bahwa siswa kreatif perlu diidentifikasikan dan kreativitas perlu diajarkan.

b. Penelitian

Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan dengan dua cara. Pertama, untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-orang biasa. Kedua, tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai dampak pelatihan kreativitas terhadap kekreatifan peserta.

c. Konseling

Konselor atau psikolog sekolah di sekolah dasar dan menengah memerlukan informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena sikapnya yang apatis, tidak kooperatif, berprestasi kurang, atau karena masalah lain. Mungkin saja siswa itu sebetulnya kreatif, tetapi tidak tahan akan pekerjaan rutin yang baginya membosankan, sikap guru yang otoriter dan kurang memberikan kebebasan dalam ungkapan diri.

Tes kreativitas dapat membantu konselor, guru, orangtua, dan siswa sendiri untuk mengenali dan memahami bakat kreatif siswa yang terpendam. Informasi ini memungkinkan guru untuk merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa kreatif.



JENIS ALAT UNTUK MENGUKUR BAKAT KREATIF



Potensi kreatif dapat diukur melalui beberapa pendekatan, yaitu pengukuran langsung; pengukuran tidak langsung, dengan mengukur unsur-unsur yang menandai ciri tersebut; pengukuran ciri kepribadian yang berkaitan erat dengan ciri tersebut; dan beberapa jenis ukuran yang bukan tes. Pendekatan kelima adalah dengan menilai produk kreatif nyata.



1. Tes yang Mengukur Kreativitas secara Langsung



Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakan, antara lain tes terkenal dari Torrance yang digunakan untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thinking) yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Ada yang sudah diadaptasi untuk Indonesia, yaitu Tes Lingkaran (Circles Test) dari Torrance.tes ini pertama kali digunakan di Indonesia dalam penelitian Utami Munandar (1997) untuk disertasinya “Greativity and Education”, dengan tujuan membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreatifitas figural.



2. Tes yang Mengukur Unsur-Unsur Kreativitas



Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensi, terdiri dari berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotorik (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori, misalnya dimensi kognitif dari kreativitas-berpikir divergen-mencakup antara lain kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk memperinci (elaborasi), dll.



3. Tes yang Mengukur Ciri Kepribadian Kreatif



Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus, antara lain adalah :



  • Tes Mengajukan Pertanyaan, yang merupakan bagian dari Tes Torrance untuk Berpikir Kreatif.
  • Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak pengambilan resiko terhadap kreativitas.
  • Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan dampak pengambilan risiko terhadap kreativitas.
  • Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri.
  • Dengan peran jenis kelaminnya. Alat yang sudah digunakan di Indonesia adalah Bem Sex Role Inventory.



4. Pengukuran Bakat Kreatif secara Non-Tes



Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif.



Ø Daftar Periksa (Cheklist) dan Kuesioner

Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.

Ø Daftar Pengalaman

Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif di masa depan. Format yang paling sederhana adalah meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku kreatif.



Metode yang paling formal adalah The State of Past Creative Activities yang dikembangkan oleh Bell. Instruksinya: “Daftarlah kegiatan kreatif yang telah Anda lakukan selama 1-3 tahun terakhir. Meliputi kegiatan seni, sastra, atau ilmiah.



5. Pengamatan Langsung terhadap Kinerja Kreatif

Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu nampaknya merupakan teknik yang paling absah, tetapi makan waktu dan dapat pula bersifat subyektif.





ALAT IDENTIFIKASI

1. Identifikasi Kemampuan Intelektual Umum

Untuk mengidentifikasi kemampuan intelektual umum ditentukan taraf inteligensi atau IQ (Intelligence Quotient). Ada dua macam tes inteligensi, yaitu tes inteligensi individual dan tes inteligensi kelompok.

Tes inteligensi individual merupakan cara yang lebih cermat untuk menemukenali kemampuan intelektual umum anak, karena diberikan secara perorangan sehingga memungkinkan mengobservasi anak ketika dites. Tes inteligensi individual membutuhkan banyak waktu untuk pengetesannya, dan biaya pengetesan termasuk cukup mahal.

Tes inteligensi kelompok lebih efisien, baik dalam ukuran waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah bahwa tes inteligensi kelompok tidak memungkinkan kontak dan pengamatan anak selama diuji, sehingga sulit diketahui apakah hasil tes inteligensi kelompok sudah optimal, dalam arti betul-betul menggambarkan kemampuan intelektual anak.

2. Identifikasi Bakat Akademik Khusus

Cara lain untuk mengidentifikasi anak berbakat intelektual adalah dengan melihat prestasi akademis, bersama-sama dengan pengukuran IQ.

Tes ini terdiri dari berbagai subtes, dan memberikan petunjuk sejauh mana peserta tes memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan tersier.



3. Identifikasi Bakat Kepimpinan

Kemampuan untuk memimpin tidak hanya mencakup kemampuan intelektual, tetapi juga peubah kepribadian lainnya. Berdasarkan tinjauan teori dan hasil riset, pada umumnya ditemukan faktor berikut yang paling erat kaitannya dengan kepemimpinan:



a. Kapasitas

b. Prestasi

c. Tanggung jawab

d. Peran serta

e. Status

f. Situasi



4. Identifikasi Bakat Seni Visual dan Pertunjukan

Menemukan dan mengenali bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukkan tidak mudah. Masalahnya adalah bahwa beragamnya kategori talenta dan belum adanya alat yang canggih untuk mengukur bermacam-macam bidang talenta tersebut.

Baik teori maupun hasil penelitian menekankan bahwa pada umumnya orang yang bertalenta dalam seni visual dan pertunjukkan pada umumnya juga memiliki tingkat inteligensi dan kreativitas yang cukup tinggi, di samping kemampuan dan keterampilan khusus dalam bidang seni. Oleh karena itu setiap pendekatan untuk menemukenali talenta dalam bidang seni visual dan pertunjukkan harus mengikutsertakan perubah tersebut. Tes inteligensi dan tes kreativitas dapat secara umum digunakan untuk semua bidang talenta.

Jika alat psikometris yang sesuai belum ada, identifikasi bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukkan bergantung pada metode observasi, yang dinilai oleh ahli-ahli dalam bidang seni tersebut.



5. Identifikasi Bakat Psikomotor

Kemampuan psikomotor diperlukan dalam kegiatan manusia dan dapat diamati jika seseorang belajar melakukan kegiatan olahraga dan atletik, menangani macam-macam peralatan mesin, atau memainkan alat musik atau main drama. Drajat diperlukannya keterampilan psikomotor dalam berbagai kegiatan tersebut berbeda.

Untuk mengidentifikasikan tingkat kemampuan psikomotor, sebaiknya dilakukan penjaringan terlebih dahulu untuk menentukan tingkat kemampuan intelektual, kemampuan yang khusus berkaitan dengan bidang talenta, kemampuan berpikir kreatif jika kemampuan psikomotor tersebut memerlukan inovasi dan tingkat perkembangan keseluruhan badan atau bagian badan yang berhubungan denganb kemampuan yang dicari.



6. Identifikasi Bakat Kreatif



Kreativitas merupakan bentuk bakat yang majemuk, oleh karena itu penyusunan ukuran-ukuran untuk mengidentifikasi bakat kreatif harus dimulai dengan definisi kerja dari konsep tersebut. Psikolog terkemuka dalam bidang pengukuran kreativitas adalah J.P. Guilford dan E.P. Torrance. Pada umumnya alat tes mereka mengutamakan kemampuan berpikir seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi, namun pendekatan mereka berbeda.

Sehubungan dengan konsep kreativitas sebagai kemampuan untuk membentuk asosiasi, perangkat yang terkenal adalah alat dari Mednick dan Mednick (1967) yang menuntut penyusunan tiga stimulus untuk menghasilkan satu asosiasi yang jauh dan orisinil (The Remote Associates Test) yang terdiri atas 32 set tiga kata, yang masing-masing mempunyai kaitan yang lemah (jauh) dengan pikiran kebanyakan orang.



Sebagai tambahan, ada alat tes yang mengidentifikasikan pribadi kreatif melalui:
  1. Biografi atau persepsi kreatif
  2. Alat yang mengukur sikap dan motivasi
  3. Alat yang mengukur konsep diri kreatif
  4. Alat ukur kecenderungan konformitas-nonkonformitas
  5. Alat yang mengukur fungsi belahan otak kiri dan kanan
  6. Alat yang mengukur berpikir kreatif dalam tindakan dan gerakan.
Inventori kepribadian digunakan untuk mempelajari kepribadian kreatif, tetapi bukan terutama untuk mengukur kreativitas. Beberapa pendekatan yang efektif untuk mengidentifikasi karakteristik individu yang kreatif antara lain melalui wawancara sejarah hidup dan penilaian ciri kepribadian.

Hanya sedikit instrumen yang mengukur prestasi kreatif, diantaranya Daftar Periksa (Chekslist) atau petunjuk dan prestasi kreatif dari kehidupan nyata. Identifikasi talenta kreatif dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi ukuran kemampuan berpikir kreatif, orisinalitas, imagerykreatif, dan persepsi diri kreatif.







Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer